aisyah lubis
Seni hoby dan juga karya-karyaku
Selasa, 03 September 2013
Selasa, 19 Februari 2013
Jumat, 15 Februari 2013
Kamis, 17 Januari 2013
nulis : Nur
aisyah lubis.
title: my boy
Genre : romance-comedy..
Sinopsis :
Shailla seorang
gadis yang sangat manja yang diperbudak oleh Rafka teman sekelasnya sendiri,
dan tak disangka ternyata dengan diperbudaknya shailla oleh Rafka telah memunculkan
rasa cinta shailla kepada Rafka.
Sementara Rafka adalah seorang cowok
yang paling membenci gadis manja, karena baginya cewek manja adalah gadis
munafik bermuka dua...!, bagaimana kelanjutan ceritanya? Oia cerita ini di
kemas dengan kesan lucu loh, jadi selamat membaca teman..
MY
BOY
Shailla Faskar adalah seorang gadis yang
terkenal sangat manja, sehingga banyak teman-temannya yang kurang menyukainya,
sifatnya yang emosional, menyebalkan dan juga bisa di bilang tulalit yang
berlebihan, membuat teman-teman shailla sering menyebutnya gadis ‘moeetulits’yang
berarti emosionalis dan tulalits, shailla yang awalnya memiliki banyak teman,
sekarang harus menerima kenyataan pahit, karena seluruh temannya satu persatu
meninggalkannya diakibatkan sifat manjanya, hanya Andin sahabat sekaligus teman
sebangku Shailla yang selalu setia menemaninya kemanapun dia pergi.
Kehidupan Shailla
sangat menderita di sekolahnya, karena setiap hari dia selalu menjadi bahan
gosip satu sekolahnya, akhirnya dia tidak tahan untuk tetap disekolah itu dan
meminta agar ibunya memindahkannya kesekolah baru yang dimana tak ada satu
orangpun yang akan mengenalinya, melihat penderitaan anaknya ibu Shailla yang
awalnya tak setujupun akhirnya menyetujui keinginan anaknya untuk pindah
sekolah, keinginannya untuk pindah sekolah akhirnya telah membuatnya berpisah dari
sahabat satu-satunya yaitu Andin dan membuatnya harus bersusah payah mencari
teman baru lagi
Hari berikutnya shailla berada di
sekolah baru yang memang di sekolah itu tak ada satuu orangpun yang
mengenalinya.
“Aku harap..
disekolah baru ini aku akan mendapatkan kebahagiaan baru .” ucapnya dengan
penuh harap, tanpa dia tahu bahwa sebenarnya ini adalah awal dari penderitaan
barunya.
Pemilik sekolah
bertaraf internasional yang serba lengkap ini ternyata adalah bos dari papanya
shailla, yang kebetulan sangat menyukai dan menyayangi shailla sejak dia diusia
balita hingga sekarang.
“Kamu sudah
datang Shailla!.” Sapa seorang pria yang ada dibelakangnya, dan memberikan
shailla sebuah buku yang berisi denah sekolah itu dan daftar murid-murid
disekolah itu.
“Oh.. om Irfan.” Sahut Shailla dengan
antusias.
“Ayo ikut om, om
akan tunjukkan kelas kamu.”
Shailla
mengangguk sambil membaca buku itu Shailla juga menjajari langkah om Irfan yang
akan mengantarnya ke sebuah kelas yang akan menjadi tempat dimulainya
penderitannya.
“Selamat siang
semua.” Sapa beliau setelah sampai di kelas yang dituju.
Sementara Shailla
hanya terkagum-kagum melihat seluruh siswi yang ada di kelas itu, ‘ternyata
seluruh murid dikelas ini adalah model-model yang sangat terkenal.’ Gumam Shailla.
“Siang pak.!”
Sahut siswa dan siswi dikelas itu dengan serempak.
Pak Irfan pun
menjelaskan sedikit tentang kedatangannya kekelas itu dan memperkenalkan Shailla
kepada seluruh murid di kelas itu.
“Nah.. Shailla
sekarang kamu duduk di bangku kosong itu ya.” Perintah om Irfan.
Tiba-tiba
seluruh kelas menatap Shailla dengan aneh seolah-olah ingin mengatakan (awas aja
kalo lo berani duduk dibangku itu, gua bunuh lo), shailla yang hanya bisa
mematuhi perintah om irfanpun akhirnya duduk dibangku tersebut.
Ada perasaan
aneh yang menyelimuti shailla saat itu, dia merasa merinding saat berada di
kelas barunya itu.
Pelajaranpun
dimulai dan semuanya tampak berjalan lancar, tapi anehnya dari awal dia masuk
kelas itu tak ada satu orangpun yang menyadari kehadirannya, hingga bel
istirahatpun berbunyi, seluruh murid dikelas itupun melakukan kebiasaan mereka
masing-masing, ada yang keluar dan sebagian lagi tetap memilih untuk tetap
tinggal di kelas, Sebenarnya shailla sangat ingin sekali menyapa murid dikelas
itu supaya ada yang bisa dia ajak ngobrol nantinya, tapi ternyata keinginannya
itu dia urungkan setelah melihat wajah teman-teman sekelasnya yang sangat aneh
menatapnya.
Karena bosan
akhinya shailla memutuskan untuk membaca buku yang telah diberikan om irfan
kepadanya, dia membaca dengan seksama dan matanya tertuju pada daftar nama yang
bernama Rafka, murid jenius dan brandal karena hampir setiap hari dia tak
pernah mau masuk kekelas dan mengikuti pelajaran sekolah.
Braak..!! Shailla
kaget setelah seorang cowok yang ada dihadapannya memukul keras mejanya,
kejadian itu cukup membuat tontonan untuk teman-teman yang lainnya.
“ Lo siapa.!?”
Bentak anak itu.
“Ke..kenalin,
aku Shailla.” Ucap Shailla gagap.
“Ngapain lo
duduk di bangku gua.?”
“Aku.. disuruh
om Irfan untuk duduk disini!.” Shailla gondok.
Ternyata
keberanian Shailla mengatakan bahwa pemilik yayasan adalah omnya, cukup membuat
seluruh kelas langsung menatapnya dengan penuh keheranan. Termasuk cowok yang
tadi membentaknya.
Cowok itupun
hanya bisa diam dan segera duduk disebelah shailla, shailla sendiri hanya
ikutan bingung melihat sifat cowok itu.
“Nama kamu
siapa.?” Tanya Shailla, namun cowok yang disebelahnya itu hanya diam dan tidak
menghiraukannya.
Hening..tak ada
jawaban.
“Ih.. jawab
dong.. nama kamu siapa.?” Paksa Shailla hingga membuat 2 anak cowok yang ada
didepan bangkunya menoleh dan tersenyum melihatnya.
“Lo gak bisa
baca bet nama gua.?” Ucap cowok itu.
“Gimana bisa
baca, habis dari tadi bet nama kamukan ketutupan sama tangan kamu.!” Shailla
sewot.
Sementara dua
cowok dihadapannya sekarang hanya tertawa melihat tingkah konyol Shailla yang
memaksa untuk berkenalan.
“Ih pelit amat
sih.. emang nama kamu segitu jeleknya ya, sampai-sampai kamu nggak mau ngasih
liat.”
“Brisik amat sih
lo..!”
“Mangkanya.. kasih
liat dong..” sifat manja Shailla keluar, cowok yang di sebelahnyapun tiba-tiba
menatapnya.
Saat Shailla ingin
memaksa lagi tiba-tiba cowok itupun langsung menarik kepala Shailla dan
menempatkannya tepat didepan bet namanya, dan sekarang terlihat jelas seperti Shailla
ingin diberi susu oleh ibunya.
“RAFKA DESTA
PRAYANDA” Shailla membaca dengan lantang dan polos.
Kembali 2 cowok
di hadapannya tertawa geli. Sementara seluruh siswi di kelas itu menatap
shailla dengan tatapan sangar.
“Oh jadi kamu
yang namanya Rafka ya, nama yang bagus, sama seperti orangnya .” puji Shailla,
terlihat wajah Shailla berbinar-binar menandakan bahwa dia sedang kagum menatap
cowok tampan dikelasnya, dan membuatnya mengeluarkan senyum iblis dari
bibirnya.
Bel pulangpun
berbunyi seluruh murid disekolah itu segera berhamburan keluar kelas, termasuk
juga Shailla, yang tak sabar ingin memberitahukan kepada ibunya bahwa teman
sebangkunya adalah cowok ganteng yang cool.
Saat beranjak
dari kursinya rafka menarik tas shailla dari belakang, hingga spontan membuat Shailla
kembali terduduk dibangkunya.
“Hei,kamu mau
bunuh aku ya.?!” Shailla gondok.
Rafka langsung
melempar tasnya kearah shailla.
“Lo bawa tas
gua.!” Bentak Rafka.
“Kenapa harus
aku yang bawa, kamukan punya tangan.!” Shaillapun ikut-ikutan membentak.
“ Lo udah berani
duduk dikursi gua, itu berarti lo udah berani mati.!”
Shailla terdiam
setelah mendengar perkataan rafka.
“ Sudah gak usah
kebanyakan berfikir lo, nggak ada gunanya juga.”
Shailla
sebenarnya sangat ingin membalas perlakuan Rafka kepadanya, tetapi dia belum
cukup berani, Shailla mengurungkan niatnya karena beberapa faktor yang selalu
menghantuinya.
·
Pertama, Shailla takut
kalau dia membalas Rafka karena dia pasti akan terbunuh lebih dahulu sebelum
dia membunuh Rafka.
·
Kedua, seandainya
Shailla berhasil membunuh Rafka, pasti habis itu gantian dia yang bakalan
dibunuh oleh gadis-gadis yang menggilai Rafka.
·
Dan ketiga, kalau dia
berhasil selamat dari dua pembunuhan itupun, pasti dia bakal dimusuhi oleh
seantero sekolahnya, dan itu bakal membuatnya merasakan luka lama tersobek
kembali, dan yang pasti om Irfan akan mengeluarkannya dari sekolah karena
telah membunuh murid-murid unggulan diskolahnya, dan itu akan membuatnya
terkena serangan jantung, putus asa dan
berakhir dengan bunuh diri.
“Heh ngapain lo
bengong, ayo jalan loe bawa tas gua kemobil.” Bentak Rafka.
“Tunggu, nih..
lo bawa sekalian tas temen Angga sama Dion.”.
Shailla menarik
nafas panjang, menandakan bahwa kesabarannya telah melewati batas dan siap-siaplah
Rafka dan teman-temannya digantung oleh Shailla.
Dengan geram Shailla
melempar seluruh tas yang ada dipelukannya kehadapan Rafka.
“Silahkan kamu
ambil dan bawa pulang sendiri tasnya, dasar cowok bego!.” Shaillapun langsung
meninggalkan Rafka dan kedua buah hatinya (temannya) itu .(astaga!).
“Heh.. loe mau
mati ya!.” Bentak Rafka.
Sesaat Shailla
diam..
“Tanpa kamu
ngancam aku, dari awal aku juga pengen cepat mati kok.”
Hening..
Rafka,Dion dan Angga
spontan terdiam mendengar perkataan Shailla, sementara Shailla hanya tetap pada
posisinya membelakangi Rafka.
Rafka melangkah
kearah shailla dan memberikan tas yang tadi dibuangnya.
“Kalo gitu lo
bawa tas ini!.” Ucapnya.
Shailla menatap
Rafka dengan heran.
“Lo bilang, lo
mau matikan? Yaudah, kalo gitu sekarang lo harus nurut sama gua, dan nggak usah
pake banyak tanyak.” .
Rafka mengakhiri
pembicaraan dan berjalan meninggalkan sekolahnya, sampainya di tempat parkir
sekolah Rafkapun akhirnya memutuskan untuk mengantar Shailla pulang dengan
selamat.
Seminggu....
Dua minggu..,
dua minggu sudah shailla bersekolah di sekolah itu dan belum mempunyai teman
sama sekali melainkan dia bersama orang yang selalu menjadikannya budak
disekolah itu, dan membuatnya kedalam permainan yang mengerikan.
* * *
“ Gimana, dia
cantik bukan.?” Seru pak Irfan kepada anaknya.
“Papa lupa kalau
aku paling benci sama cewek manja, cewek manja itu munafik kali pa, depannya
aja manis tapi belakangnya busuk dan aku nggak bakalan mungkin suka sama anak
manja kayak dia pa, oia papa masih ingatkan dengan perjanjian kita.”
“Hhmm.. iya papa masih ingat
dengan janji papa, tapi kamu juga harus ingat sama janji kamu untuk tinggal
bareng dengan Shailla selama seminggu oke.”
“Oke pa, kalau
begitu aku ingin memulai semuanya, aku ingin dia tinggal bersamaku dan
menunjukkan ke papa kalau aku gak mungkin bisa cinta sama dia pa tapi aku mau
semuanya dirumah kita yang lain dan tidak dirumah ini.” Seru anaknya.
“Haha.. kamu
jangan sombong dulu, lihat saja nanti sifat manjanya Shailla akan merubah kamu
dengan perlahan, dan kamu tenang aja soal Shailla karena papa dan papanya Shailla
sih sudah setuju, sekarang tinggal bagaimana cara kamu akan memperlakukan Shailla
nanti?.”
“Papa tenang
aja, semuanya akan baik saja.”
“Baiklah, kalau
begitu besok kamu sudah harus berada dirumah itu, dan mulai jalankan misi kita.” Pak Irfan tersenyum melihat putranya.
“Okk..”.
Sejenak
Rafka flashback akan cerita masa lalunya, sangat jelas terlintas dibenaknya
tentang seorang gadis yang dulu pernah masuk dalam hidupnya.
“aku
sayang kamu chacha..” ucap Rafka lembut.
“aku
juga sayang sama kamu ka.” Balas Chacha yang kemudian segera mendekap tubuh
Rafka.
Chacha
dan Rafka siapa yang tak mengenal mereka, semua orang tau kalau Chacha dan
Rafka memang ditakdirkan memang bersama.
Karena
sifat Rafka yang dingin terhadap semua orang dapat dilunakkan oleh Chacha yang
memiliki sifat yang sangat manja. Namun semuanya berubah saat Rafka mendapati
Chacha tengah berjalan dengan cowok lain, dan yang lebih membuat Rafka marah
adalah saat tak sengaja dia mendengar bahwa Chacha hanya memanfaatkan Rafka
sebagai alat kepopuleran dan hanya menginginkan uangnya saja bukan
mencintainya.tak lama setelah itu berita tentang putusnya hubungan Rafka dan
Chacha karena penghianatan chachapun tersebar luas. seluruh murid sangat
membenci Chacha termasuk juga Rafka, karena tak tahan terus-terusan dibuli
akhirnya chacha memutuskan untuk pindah ke luar negeri. Dan Sejak saat itulah
Rafka menganggap gadis manja itu adalah manusia yang bermuka 2 dan dia sangat
membencinya.
“Huh,..
sialan kenapa harus ingat hal yang menjijikkan itu ya..” maki Rafka.
Keesokan
harinya...
“Shailla maafin
mama ya nggak bisa nemenin kamu, jadi kamu harus tinggal di rumah om irfan
deh.” Seru mama Shailla berbohong.
“iya ma.. nggak
apa-apa kok, sekarang yang penting mama
harus sehat-sehat ya disana.” Shailla pun mengantar kepergian orangtuanya ke
bandara, sambil memandang pesawat papa dan mamanya telah mengudara, akhirnya
shaillapun melanjutkan perjalanannya mencari alamat yang berada di secarik
kertas yang diberikan mamanya sebelum berangkat.
“ Eira-kira
Irfan berhasil nggak pa, untuk mempersatukan anak-anak kita.” Ucap mama
Shailla.
“ Entahlah kita
berdoa aja ya ma, semoga Rafka bisa mengubah sifat Shailla yang sangat manja
itu.”
Tak cukup lama
akhirnya taxi Shaillapun berhenti disebuah rumah yang kalau diperhatikan
sebenarnya terlihat seperti hotel, shailla membunyikan bell berharap seseorang
akan membukakan pintu untuknya, dan lima menit kemudian pintupun terbuka.
“Ka..kamuu..!”
teriak Shailla kaget, sedangkan cowok yang ada dihadapannya justru menampakkan
sekilas senyum mesumnya ( hahak..!).
Anak laki-laki
itupun menarik lengan Shailla dan menggendongnya memasuki rumah itu dan
mengantarkannya kedalam kamar.(astagaaa J
).
“Rafka..
hentikan, a..apa yang ka..kamu lakukan.” Shailla panik.
“Ya pasti ingin
bersenang-senang dengan lo.”
“Apa.. dasar
cowok cabul.” Shailla menepuk kepala Rafka, dan hal itu membuat Rafka marah
sehingga Rafkapun balas mengusili Shailla, Rafka merangkul pinggang Shailla dan
membuat bulu kuduk Shaila merinding.
“Kenapa? Lo
takut.. tenang aja gak bakal sakit kok.. gua bakal lembut sama lo.” Ancam Rafka.
“Rafka..
hentikan.. aku mohon,”.
Rafka tak
menggubris perkataan Shailla dan terus memeluknya.
“RAFKA..!!
TUNGGU, KITA MASIH 17 TAHUN, KITA HARUS MENIKAH DULU SEBELUM BERBUAT SEPERTI
INI.!” Teriak shailla.
Rafka terdiam
sejenak menatap Shailla.
“Hahahahahaha..
apa lo bilang nikah dulu.. haha, jadi lo anggap ini serius hahah..” Rafka
melepaskan shailla dan tertawa geli, sepertinya perkataan shailla tadi sudah
kelewat batas hingga rafka tertawa seakan-akan rahang mulutnya ingin keluar,
sementara itu shailla hanya terdiam bego.
“Sudah ah.. lo
ngapain bengong, sekarang bikinin gua makan malam ya, gua laper.”
“ apa kamu
bilang.?” Shailla gondok.
“ iya buatin
makan malam untuk lo sam gua, karena gua laper dan sekarang gua mau mandi dulu.”
Perintah Rafka, “kenapa.. oh atau jangan-jangan lo kecewa ya karena gua gak
jadi cium lo.” Ejek Rafka.
“Ih enggak!..
apaan sih.” Karena takut disemakin di pojokkan oleh Rafka, akhinya Shaila
memilih untuk segera kedapur memasak apa saja yang bisa dia masak ( gak bisa
masak sama sekali).
Sampai didapur Shailla
telah mendapatkan bahan-bahan untuk dimasak, tapi sekarang yang jadi masalah dipikiran
Shailla adalah bagaimana cara memasak semua bahan ini? Harus memotong bawang
dulu, atau malah memotong talenannya lebih dahulu.?.
Setelah cukup
lama berfikir akhirnya jiwa kesatria shaillapun muncul (esseh), dan dia lebih
memilih memotong talenan dulu dibandingkan bawangnya (loh), maksudnya memotong
bawangnya dulu.
5 menit berlalu
keadaan aman, 10 menit siaga.., 20 menit...
DDUAARRR...!!!!
terdengar suara ledakan nuklir dari dapur, rafka yang berfikir rumahnya sedang
diserang oleh terorispun segera keluar dari kamar mandi dengan hanya dibungkus
oleh handuk yang cara pemakaiannya sama seperti gadis-gadis remaja yang lucu
dan unyu luar biasa.
“DAPUR GUA...!.” teriak rafka
histeris.
Mendengar suara
Rafka, Shaillapun akhirnya keluar kolong meja, dan menatap Rafka kaget seperti
ibu yang berhasil bertemu anak gadisnya setelah negaranya habis terjadi perang
dunia.
“Rafka.. maaf.”
Ucap Shailla dengan penuh penyesalan.
“Lo.. dasar.. lo
itu emang benar-benar.., perkataan Rafka terpotong setelah menyadari bahwa
handuk yang dia pakai terlepas dari tubuhnya.
“Aaaaaaaaaa...
!!!.” teriak Shailla dan Rafka secara besamaan, lalu keadaan menjadi hening.
Sementara Rafka
hanya berlali kekamarnya sambil membawa handuknya.
Makan malampun
tiba, dan paket delivery merekapun telah tersedia di meja makan seluruh makanan
dan juga orangnya sudah terhidang,
sepanjang makan Shailla dan Rafka hanya diam dan sesekali saling melirik satu
sama lain, Shailla sepertinya lucu melihat ekspresi wajah Rafka yang lagi
malu-malu kucing itu, sementara Rafka sedang berusaha keras mengembalikan harga
dirinya kembali, hingga makan malam selesai mereka berdua masih tetap diam
sampai-sampai rafka tak mengucapkan selamat malam kepada Shailla.
“Bete juga ya..
kalo anak menyebalkan itu hanya diam saja, hmmm..” seru Shailla tanpa menyadari
benih cinta telah muncul dihatinya.
Begitu juga
Rafka yang diam-diam termakan oleh janjinya sendiri, yaitu jatuh cinta pada
orang manja, karena menurutnya cewek manja itu adalah manusia munafik bermuka
dua.
Keesokan harinya
disekolah, Rafka dan Shailla hanya saling diam dikursi mereka masing-masing
hingga membuat dion dan angga heran menatap majikan dan budaknya itu.
“Ka.. lo udah
dnger belom, kalo Chacha itu pindah kesekolah ini.?” Seru Dion.
“Ah.. kapan.?”
Tanya Rafka.
Belum sempat
dion melanjutkan omongannya ternyata wali kelas mereka telah tiba membawa
seorang murid baru yang akan bergabung dikelas mereka.
“Perkenalkan
nama saya Chacha.” Sapa gadis itu.
Rafka yang kagetpun
hanya bisa memandangi Chacha yang memperkenalkan diri didepan kelasnya itu
tanpa mengedipkan matanya sekalipun, dan ternyata reaksi Rafka itu diam-diam
telah membuat Shailla telah terbakar oleh api cemburu.
·
Sekilas info : Chacha..
seorang gadis yang cantik berkulit putih, pintar dan juga seorang model, dia
adalah teman masa kecil rafka yang sekaligus adalah cinta pertamanya Rafka.
Ternyata sinyal
kecemburuan shailla telah terdeteksi oleh Angga sahabatnya Rafka yang tanpa
sengaja memperhatikan wajah kecewa Shailla.
Saat Chacha
duduk di belakang bangku Rafka, Rafka dengan sigap menyuruh orang yang duduk
dikursi itu untuk segera pindah kebangkunya dan meninggalkan Shailla dengan
begitu saja, tentu saja melihat reaksi Rafka, Shailla justru semakin kecewa.
“Tenang aja..
dia cuman sementara, dan tetap lo kok yang bakalan menang.” Bisik Angga hingga
menyadarkan shailla dari lamunannya.
“Loh,, kamu kok
disini bukannya Fandi.?” Tanya Shailla mengalihkan.
“Gua udah
tukeran tempat sama dia, gppkan kalau gua duduk disini.?”
“Oh enggak
apa-apa kok.” Ucap Shailla canggung.
Hari-haripun
berlalu begitu cepat dan tak terasa bahwa Shailla dan Rafka tak pernah berkomunikasi
selama sebulan penuh, Rafka selalu memilih bersama Chacha dibanding bersamanya dan
kali ini shailla benar-benar merasakan rasa sakit hati hi,ngga dia tak sanggup
menahannya lagi.
(Sebenarnya
Rafka tak 100% meninggalkan Shailla, dan bahkan saat mereka jauh, ternyata
Rafka diam- diam selalu memperhatikan Shaillanya).
“ Lo nangis..”
Terdengar suara Rafka berbicara dengannya.
“Hiks...
enggak.. aku enggak nangis kok.” Shailla mengahpus airmatanya, namun saat ingin
menghapus air matanya Rafka menepis tangannya.
“Terus ini
apa..?” Raut wajah Rafka berubah menjadi cemas.
“Tadi gentengnya
bocor, terus airnya jatuh tepat kemataku dan aku kelihatan seperti orang yang
menangis.” Ucap Shailla asal.
Tookk...!! Rafka
menjitak kepala Shailla.
“Adduuhh...
aww.. sakit tauu..! “ Terdengar suara Shailla sedang meringis kesakitan.
“Lo bego ya,mana
mungkin atapnya bocor, dan juga lo kira gua buta, ini hari panas banget tau, eh
lo malah bilang hujan, bego banget sih lo.!” Rafka membentak shailla lagi namun
kali ini terlihat wajah manis itu sangat mencemaskan Shailla budaknya itu.
“iya.. aku
memang bego.. aku bego karena aku udah suka sama kamu! Tapi kamu malah milih si
anak baru itu daripada akukan, oh iya jelaslah.. dia kan model pintar lagi jadi
pasti kamu suka banget sama dia.” Kali ini shailla sudah mulai menggila.
Hening..
“Heh.. kenapa
kamu diam.. kamu udah gak bisa ngomong lagi.. kamu. Belum sempat Shailla melanjutkan
perkataannya Rafka ternyata telah mencium bibir Shailla dan membuat Shaillapun
mematung di tempatnya.
Rafka melepaskan
ciumannya, dan kembali menatap Shailla.
“Ra..rafkaa..”
Ucap Shailla terbata.
“Sudah diam..
jangan banyak omong lagi, kamu nggak tau kalo aku itu udah kangen sama kamu.”
Ucap Rafka lembut.
“Aku tau kok
kalo selama ini kamu cemburu, dan asal kamu tau kalo sebenarnya selama ini aku
juga kangen banget sama kamu.” Kini Rafka telah memeluk shailla, dan kini Rafka
tak bisa membohongi hatinya lagi.
1 Tahun kemudian
saat Shailla dan Rafka LULUS SMA, pesta pertunangan Shailla dan Rafkapun akan
segera dimulai, Shailla dan mamanya pun pergi menyalami tamu-tamu yang hadir dipesta
sebelum acara dimulai.
“apa papa
bilang.. kamu kalahkan dengan gadis pilihan papa.” Seru papa Rafka yang
ternyata adalah om Irfan.
“haha., iya aku
kalah pa.” Ucap Rafka pasrah.
“gimana ceritanya
kamu bisa jatuh di pelukan Shailla.?”
“awalnya.. aku
kira aku gak bakal pernah suka sama Shailla, dan gak bakalan bisa, demi menjaga
janjiku akhirnya aku menjauh dari Shailla dan kembali menjalin hubungan dengan
Chacha, tapi ternyata.. seminggu aja baru jadian ternyata hati Rafka semakin
menjadi- jadi dan gak bisa aku kontrol lagi, aku bahkan memanggil Chacha dengan
sebutan Shailla, hal itu cukup membuat Chacha kecewa dan gak mutusin Rafka pa,
tapi anehnya aku nggak merasa sakit hati melainkan senang pa, dan saat itu juga
rafka sadar Rafka gak bisa lepas dari genggaman Shailla pa, cewek manja yang
berhasil buat Rafka jatuh cinta Separah ini.”
Papa rafka hanya tersenyum karena ikut merasakan
apa yang dirasakan oleh anaknya itu.
“Sudah..sudah..
acaranya sudah dimulai, ayo kita kesana.” Ajak om Irfan.
Akhirnya Shailla
dan Rafkapun saling bertukar cincin, dan seluruh tamu yang hadir tak mau
ketinggalan memeriahkan acara dengan cara bertepuk tangan untuk Rafka dan Shailla.
Ditaman
belakang..
“Apa enggak
apa-apa kita kesini.?” Tanya Shailla.
“Enggak kok..”
Rafka meyakinkan Shailla dengan merangkul pundak Shailla.
Keduanya saling
pandang dan tersenyum menikmati cinta yang sekarang mereka rasakan.
“Aku sayang kamu
Shailla.” Rafka mencium kening Shailla dengan lembut.
“Aku juga sayang
kamu Rafka Desta Prayanda.”. Shailla pun membalas Rafka dengan memeluknya.
J...TAMAT...
J
kalo suka tolong dilike ya :)
NB: PERLU DITEGASKAN CERPEN INI BUKAN PLAGIAT YA ASLI TNGAN SENDIRI :) TRIMA KASIH :)
Sabtu, 15 Oktober 2011
Judul cerpen : PACAR DI HARI VALENTINE
Penulis : Nur aisyah lubis.
Peringatan:
Cerpen romantis ini tidak boleh di copy oleh siapa pun
Karena cerpen ini di lindungi oleh yang maha kuasa
Bagi siapa orang yang mengcopy ini maka dia akan mendapat masalah yang bertubi-tubi yaitu.
-Semua dosa penulis di tanggung leh tersangka
-seumur hidupnya tidak akan bahagia.
-menyebabkan penyakit yang sangat parah.
-dan di jauhi oleh semua orang .
SELAMAT MEMBACA
Pacar di hari valentine
Bruaak!!!!! “aww.... sakiett!!!!!” seorang gadis yang bernama Velin menjerit kesakitan .
“Maaf..maaf.. aku nggak sengaja “ ucap seorang cowok yang bernama Tino.
“Makanya lain kali kalau kamu jalan lihat-lihat donk” bentak Velin.
“Iya maaf..” tino hanya bisa tertunduk.
“Velin kamu kenapa ?” seorang gadis yang berada di belakang Velin menegurnya gadis itu bernama Lisa.
“Enggak apa-apa kok” jawab Velin sambil mengkibas-kibaskan roknya yang kotor karena terkena debu di lantai.
“Eh masuk yuuk” ajak lisa.
“Ayoo”
Velin dan Lisa punpergi meninggalkan Tino.
Oia perlu di ketahui Tino adalah seorang cowok yang sangat pendiam di sekolahnya ,yang sehari-harinya menghabiskan waktu membaca buku .selain pendiam dia juga sangat pintardan satu lagi dia itu ganteng banget loh..!!! heheehe. tapi sayang karena sikapnya yang selalu dingin terhadap seseorang itu akhirnya membuatnya tidak memiliki banyak teman ,padahal cukup banyak orang yang ingin berteman dengannya.
Beda halnya dengan Velin.
Velin adalah seorang gadis yang ramah dan cantik . karena keramahannya itu dia jadi memiliki banyak teman dimana-mana.
Tapi ada yang unik loh dari mereka berdua, karena Tino dan Velin memiliki kesamaan dalam tanggal lahir mereka yaitu tanggal 14 Februari 1994. Yah memank cukup aneh sih,tapi mungkin itu sudah takdir kali ya...!!.
“Lis...Lisa sini deh aku pingin curhat lagi nih sama kamu”
“Hemmm curhat apa lagi sih Vel?”
“Iiih Lisa kok gitu sih”
“Iya..iya deh aku dengerin”
“Gini loh lis kemarin aku mimpiin di lagi”
“Si pangeran dalam mimipi kamu itu lagi ya?”
“Iya kemarin aku mimpi dia datang nemuin aku dan pada waktu itu dia bilank kalau dia itu cinta banget sama aku ,dia juga bilang kalau dia itu sebenarnya jodoh aku di masa depan nanti”.
“Trus..?”
“Trus waktu aku lagi asyik jalan-jalan ke taman berdua dengannya,tiba-tiba ada seorang nenek menghampiri kami berdua”
“Trus?”
“Trus nenek itu bilang ke aku dan pangeran dalam mimpi aku kalau kita bakalan ketemu pada saat hari Valentine dan pas jam 4 lewat 2 menit”
“Ha..ha..ha”
“Ih Lisa kok malah ketawa sih?”
“Ya habisnya kamu sih”
“Loh aku memanknya kenapa?”
“Ya ampun Velin ku sayang .. bukannya mimpi kamu ini sudah kamu ceritain ke aku selama ini dan ini sudah yang ke 10 kalinya Vel”
“Iya tapikan aku cuman pingin curhat ke kamu doang”
“Iya..iya aku tahu Vel”
“Oh iya kalau nggak salah 4 hari lagikan hari Valentine bukan sih?”
“Ya emank.. masa kamu lupa sih kalau ini tanggal 10 Vel”
“Iya.. yah kok aku bisa lupa ya!!”
“Yee.. itu pasti karena kamu kebanyakan mimpi pangeran kamu itu kan”
“Ah.. rese deh.. eh kalau misalkan Valentine itu tinggal 4 hari lagi, berarti aku bakalan jumpa sama pangeran tampan aku dong.dan juga tanggal 14 itu kan hari ulang tahun aku”
“Oh iya..ya wah dah gak sabar nih pingin lihat gimana sih wajah pangeran dalam mimpi kamu itu dan juga aku gak sabar pingin di traktir sama kamu.he..he..he!!”
“Ye kamu tuh.. hmm iya juga sih aku juga sudah gak sabar pingin lihat wajah asli pangeran tampan aku itu”
Saat Velin dan Lisa sedang berbincang-bincang tino lewat dari depan mereka.
“Eh..eh Vel ..tino tuh”ucap Lisa.
“Tino..Tino” panggil Velin.
“Iya ada apa “jawab Tino sambil menatap Velin.
“Tino aku minta maaf ya”
“Minta maaf untuk apa?”
“Karena tadi aku sudah bentak-bentak kamu”
“Oh gak apa-apa kok “
“Tapi.. mm..emm..”
Tiba-tiba Tino mengambil sebuah buku dari dalam tasnya
“Ini ..Pr matematika kamu pasti belum siapkan”
Velin hanya nyengir melihat Tino
“Tin kamu kok ngasih aku buku matematika ini sih?” tanya Velin pura-pura polos.
“Oh jadi kamu sudah siap Pr matemaika ya.. oh kalau gitu gak jadi deh.
“Eee..enggak aku belum siap kok”Velin nyengir.
Saat tino berbalik Velin memanggilnya
“Tino”
Tino pun berbalik menatap Velin
“Ada apa lagi”
“M..makasih ya..!!”
Tino hanya tersenyum dan entah kenapa sepertinya senyum Tino membuat Velin diam terpaku.
“Hey kamu kenapa?”
“E..maaf aku enggak apa-apa kok”
“Oh .. ya udah sana
?”
“Enggak”
“Gila ..Tino gitu loh, siapa sih yang nggak kenal ma dia cowok yang paling dingin n cool itu mau kasih contekan sama kamu Vel . mimpi apa kamu semalam Vel?”
“Aduh kamu itu gimana kerjain,bentar lagi masuk tuh”
“Siap ok bos”
“Vel aku nggak salah lihatkan sih Lis..kan udah aku bilang kalau aku itu semalam mimpi pangeran aku gimana sih”
“Oh iya aku lupa”
“Eh atau jangan-jangan pangeran dalam mimpi kamu itu Tino kali ya”
“Apa..!! Tino apa bisa cowok dingin itu seromantis pangeran dalam mimpi aku”
“Eitss jangan salah kamu itu jangan ngeremehin Tino loh ntar kamu kena batunya”
“Iih apaan sih”
“Sory becanda Vel”
“Ah ya udah ngapain sih kit berdebat mendingan kita ngerjain Pr matematika aja”
“Iya juga yah”
Saat Velin dan Lisa sedang sibuk mengerjakan Pr tak sengaja Velin memperhatikan Tino yang sedang asyik membaca buku dan menulis-nulis buku biru miliknya.
“Hmm buku itu lagi” ucap Velin.
“Buku apa Vel?” tiba-tiba suara Lisa terdengar sedikit berbisik.
“Itu tuh buku brsampul plastik dan di atasnya bertuliskan huruf T “
“Oh.. buku itu”
“Iya aku jadi penasaran deh sebenarnya buku itu buku apa sih kenapa setiap kali Tino membuka dan membaca buku itu dia selalu tersenyum”
Teet..teet.. bel istirahat berbunyi kebetulan Tino sedang pergi ke luar dan dia meninggalkan Velin pun mendekati bangkunya dan mengambilnya dengan hati-hati dan membacanya.
^ Yang telah pergi ^
Di saat kelabu
Aku menyadari
Bahwa aku tak pernah beranjak
Dari tempat ini
Tempat yang biasa
Saat kau menghampiriku
Namun kini kau tlah pergi
Tapi....
Waktu berjalan begitu cepat
Dan aku hanya mampu memandangi
Semua yang telah berlalu
Dari hadapanku
Tangis tawa
Dan senyum indahmu
Semoga saja
Aku masih bisa melihat tawa mu
Wahai kau yang tlah pergi
Walapun hanya 1X saja
Tino
Saat Velin membaca puisi itu Velin sangat kaget karena Velin tidak menyangka orang seperti Tino bisa seromantis ini, luar biasa karena masih penasaran dan tidak puas Velin mencoba membuka lembaran berikutnya namun tiba-tiba .
“Gimana udah puas baca puisi aku?" suara tino mengejutkan Velin.
“E..emm.. maaf ya Tin aku udah lancang buka-buka rahasia kamu.
“Apa.. rahasia?”
“Iya..!!”
“Ha..ha..ha” Tino tertawa kecil.
“Kok malah ketawa sih?”
“Itu bukan rahasia aku lagi”
“Trus kalau bukan rahasia kamu,ini buku apa donk?”
“Ini tuh cuman buku kumpulan puisi-puisi aku aja kok”
“Oh.. jadi isi buku ini puisi-puisi kamu ya”
“Ya dari kecil aku tuh suka banget buat puisi”
“Oh.. gitu” Velin mengangguk paham.
“Ya begitulah”
Mendengar perkataan Tino, Velin hanya bisa diam dan memandanginya dengan penuh keheranan karena dia masih tidak percaya dengan apa yang di lihatnya ini. Seorang Tino bisa seromantis ini.
“Hey kamu kenapa kok menghayal?”
“Enggak aku enggak apa-apa kok”
“Oh.. ya sudah sini kembalikan buku aku”pinta Tino.
“Oh. Iya ini maaf ya”
Setelah itu Velin pun pergi meninggalkan Tino dan kembali ke bangkunya.
Teet..teet akhirnya bel pulang pun berbunyi Velin dan Lisa segera membereskan buku-bukunya yang tadi berserakan di atas mejanya.
“Hmm.. gak terasa ya waktu begitu cepat berlalu” keluh Velin, tapi sepertinya Lisa tidak memperhatikan apa yang di ucapkan oleh Velin barusan.
“Lis..lisa ..Liiisaaaa.. kamu denger aku nggak sih?”
“E.. apa sih Vel?”
“Ih Lisa rese deh”
“Iya..iya sorry”
“Loe sih kerjannya sms’an mulu”
“Iya deh aku kan udah minta maaf,maafin dong”
“Iya..iya tapi lain kali kalau aku ngomong di dengerin donk”
Lisa hanya nyengir.
“Eh.. pulang yuuk..” ajak Velin.
“Loh tumben kamu minta cepat pulang biasanya kan lama pulangnya?”
“Gak tau nih kayaknya aku lagi nggak enak badan deh”
“Ha.. apaa nggak enak badan, emangnya kamu lakuin apa semalam sampai bisa nggak enak badan”
“Ah udah deh jangan nyebelin”
“Iya..ia sorry deh yuk kita pulank”
Velin dan Lisa pun segera meninggalkan sekolah dan kembali pulang ke rumah mereka masing-masing.
Keesokan harinnya Velin datang ke sekolah lebih awal.saat tibanya di kelas Velin melihat Tino yang sedang asyik menulis-nulis di buku kesayangannya itu.
“Pgi No..!!” sapa Velin.
“Oh.. pagi juga” balas Tino”
“Sedang apa kamu?”
“Hemm.. cuman lagi nulis puisi aja kok”
“Oh.. boleh lihat nggak?”
“Untuk apa?” ucap Tino polos.
“Ih kamu ini rese deh.ya tentu aja buat baca gimana sih”
“Oh iya sorry, ini bukunya”
Velin pun membuka lembaran-lembaran buku itu satu demi satu
CINTA
Di saat mentari tenggelam
Ku pandangi langit di senja hari
Yang akan menggantikan putaran waktu
Tak terasa.. kita sudah lam bertemu
Tapi sayang tak pernah ada kata cinta
Diantara kita..
Selepas hitungan waktu dari pandanganku
Ku berkata...apakah mungkin itu sebenarnya?
Beribu pertanyaan ku lemparkan
Dalam pelukan asmara dan cinta
Dimana cinta kita yang suram
Dalam kegelapan malam
Ku ingin mencari kepastian darimu
Walau gelap malam menutupi jiwa ku...
Bahkan dalam mimpi pun
Aku dan kamu tetap membisu seribu bahasa
Mungkin memang kita yang tak mau mengaku bahwa
Cinta itu ada....
Cinta itu milik kita berdua
Yaitu kamu dan aku
Tino
“gila puisi kamu kren banget”
“biasa aja lagi”
“Biasa gimana ini itu kren banget tau nggak sih!”
“Hmm.. gitu ya?”
“Iya donk masa aku bohong sama kamu”
“Kalau gitu makasih ya”
“Ya sama-sama”
“Nah karena kamu bilang kalau kamu suka sama puisi aku,jadi mulai dari sekarang kamu boleh lihat-lihat puisi aku sepuas hati kamu”
“Beneran?”
“Ya kenapa enggak”
“Yee..makasih ya Tino..” Velin bersorak gembira dan dia sampai tak sadar kalau dia telah memeluk Tino.
“M..maaf aku nggak sengaja” ucap Velin gugup.
“Ya gak apa-apa kok!”
Semenjak hari itu setiap hari Velin dan Tino selalu bersama-sama kemana pun Velin pergi pasti Tino selalu ada bersamanya,begitu pula sebaliknya.
Walaupun kedekatan mereka itu sangat aneh di mata teman-temannya tapi mereka tetap tidak peduli.
Malahan mereka terlihat semakin kompak saja.banyangkan aja Tino si cowok paling dingin di sekolah itu bisa akrab sama banget sama Velin cewek yang paling selalu ramah kepada setiap orang..memang benar-benar sangat aneh ya.
Tapi biarlah toh juga itu urusan mereka karena yang menjalaninya juga mereka berdua kan he..he..he..
“No sebernya aku pingin curhat nih sama kamu boleh nggak!”
“Memangnya kamu mau ngomong apa Vel?”
“Kamu percaya nggak sama mimpi-mimpi yang bilang kalau kamu bakalan ketemu sama jodoh kamu”
“Hemmm..gimana ya ..? kalau aku sih nggak terlalu percaya-percaya amat,tapii..”
“Tapi apa..?”
“Tapi kenapa ya apa yang kamu bilang barusan itu sama dengan mimpi aku”
“Mimpi kamu maksudnya?”
“Ya aku malahan sudah 12X mimpiin yang serupa kayak gitu”
“Iya tapi mimpi apaan?”
“ Ya mimpi kalau aku bakalan jumpa sama cinta sejati aku,dan di dalam mimpi itu katanya kalau aku bakalan jumpa sama cinta sejati aku pada tanggal 14 Februari pas hari ultah ku dan pada saat jam 14 lewat 2 menit .berarti itu jam 2 lewat 2 menit dong” ucap Tino
“Loh kamu ultah tanggal 14 Februari juga ya?”
“Iya itu kan hari ultah aku memangnya kenapa?”
“Ya ampun Tino tanggal 14 Februari itu juga hari ultah aku kali”
“Loh kamu juga ultah tanggal 14 Februari ya,kok bisa kebetulan banget ya”
“Maksud kamu?”
“Ya menurut kamu apa gak unik kalau kita itu lahir tanggal 14 Februari dan punya mimpi yang sama pula Vel”
“Iya juga sih”
“Hemm..mungkin kita jodoh kali ya”
“Ha..ha..ha.. dunia ini sempit ya”
“Ya kamu benar Vel dunia ini emang sempit”
“Tapi ngomong-ngomong ntar di hari Valentine kamu sama cewek kamu mau pergi kemana No?”
“Aku belum punya cewek kali Vel”
“Oh..maa”
“Gak apa-apa lagi, kalau kamu”
“Sama aku juga belum punya pacar”
“Oh..”
“Oia 2 hari lagikan hari Valentine kamu mau kemana?”
“Kalau aku sih nggak keman-mana palingan di rumah aja ngumpul-ngumpul sama keluarga”
“Oh.. gitu ya kayaknya ide bagus juga tuh” jawab Velin.
“Tapikan bosan juga kalau terus di rumah,mendingan juga jalan-jalan. Tapi sayang kalaupun mau jalan-jalan temen gak ada”keluh Tino.
“Iya juga sih..”
“Oia kamu besok ada acara nggak?”
“Kayaknya sih enggak No”
“Hmm.. gimana kalau besok kita pergi jalan-jalan” ajak Tino.
“Boleh.. “ jawab velin di barengi dengan senyum manisnya.
“Hm.. ok kalau begitu besok kita jalan.”seru tino pasti
Velin hanya nyengir sambil menatap Tino, begitu juga dengan Tino tersenyum sambil menatapi Velin.
Untuk beberapa saat mereka hanya saling diam membisu.
Hingga tanpa sadar mereka terbawa permainan cinta yang sangat indah.
Entah apa yang merasuki Tino sehingga tanpa sadar dia mencium lembut bibir Velin.
Velin pun sepertinya tidak menolak apa yang di lakukan oleh Tino kepadanya.
Saat Tino tersadar dia pun segera melepaskan Velin darinya.
“Ma...maaf... aku.. sudah lancang mencium kamu.”ucap Tino gugup.
“Hm.. ya sudahlah nggak apa-apa kok.”jawab Velin dengan nada gugup juga.
“Eh.. kita pulang yuk.”
Velin hanya mengangguk,sepanjang jalan Velin dan Tino saling diam dan kadang-kadang mencuri-curi pandang satu sama lain. Lucu ya kalau orang lagi jatuh cinta.
Ya tuhan kenapa jantungku jadi berdebar-debar seperti ini ya. Batin Velin.
Velin pun hanya bisa diam tertunduk selama di perjalanan,dan tak lama setelah itu.
“Vel sudah sampai nih di rumah kamu.”tegur Tino.
“Oh.. iya makasih ya Tin.”ucap Velin dengan masih tertunduk.
Saat Velin turun dari mobil, Tino pun memanggil nya.
“Velin tunggu.”
“Iya ada apa Tin”
“Aku harap besok jadi ya?”
“Pasti”Jawab Velin singkat sambil menunjukkan senyum teramahnya.
“bye.”
“Bye.. oia Tin kamu hati-hati ya di jalan.”
“iya kamu tenang aja vel.”
Mobil tino pun segera melaju dengan mulusnya di jalan yang penuh debu itu.
ya Tuhan apa ini mimpi...kalau memang ini mimpi,aku mohon padamu tuhan supaya tidak membangunkan aku dari mimipi yang indah ini.karena aku sangat ingin merasakan apa yang nama na cinta.keluh tino
di saat Tino berkata seperti itu ternyata di sisi lain Velin juga memikirkan hal yang sama.
Ya Tuhan kalau Tino memang jodohku,tolong jangan pisahkan dia dari aku Tuhan.tapi kalau Tino bukan jodoh ku maka tunjukkanlah kepadaku siapa jodohku yang sebenarnya Tuhan.
Keesokan harinya Tino datang menjemput Velin.dan ternyata Velin juga sudah lama menunggu tino.
“hai Vel.” Sapa Tino
“Hay tin.”
Velin pun masuk kedalam mobil Tino dan Tino pun segera membawa mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Velin.
Setelah beberapa waktu mereka samapi di tempat tujuan dan Tino pun segera memarkirkan mobil nya di tempat pemarkiran mobil.
Tempat yang mereka kunjungi tidak lain adalah Mall.
Mereka pun segera memasuki mall tersebut dan melihat-lihat semua isi toko-toko disana.
Saat Velin dan Tino sedang melintasi sebuah toko yang menjual perhiasan,tak sengaja Velin melihat sepasang cincin yang sangat indah.
“Wah cincinnya bagus banget.”seru Velin
“Kenapa kamu suka?”
Sebenarnya aku mau banget,tapikan cincin itu di pakai oleh sepasang kekasih.sedangkan aku Cuma sendiri kan sayang dong cincin yang satunya lagi.
“Hmm.. jadi kamu nggak mau beli nih.”Yakinkan Tino.
“Nggak usah deh.”jawab velin polos.
Aku tau Vel sebenrnya kamu pingin bangetkan cincin itu.batin Tino.
“Eh Tino kesana yuk.”ajak Velin.
“Ayo..”
Velin dan Tino pun menghabiskan waktu bersama seharian.
Dan ternyata tak bisa di pungkiri ternyata mereka berdua memiliki perasaan yang sama.
Tapi mereka belum ada yang berani untuk mengakuinya.
“Makasih karena kamu udah mau nemenin aku selama satu harian ini.” Ucap Tino.
“Harusnya aku lagi yang ngucapin makasih buat kamu soal na kamu udah mau ngajak aku jalan-jalan hari ini.” Ucap Velin.
“ya kalau gitu intinya kita sama-sama senangkan hari ini Vel.”
“Iya dong.”
“Ya sudah kalau begitu aku pulang dulu ya..”
“Iya.. hati-hati di jalan ya.”
Keesokan harinya di sekolah berita itu bagaikan petir yang menyambar-nyambar hati Velin.
Velin tak menyangka ternyata semua orang membicarakan tentang Tino yang sudah di jodohkan dengan wanita lain.
“Vel kamu nggak apa-apakan.”tanya Lisa khawatir.
“Eng...enggak aku enggak apa-apa kok.” Jawab na dengan nada bergetar.
“Aku nggak nyangka ternyata Tino adalah anak dari salah satu pengusaha terkaya.dan ternyata sekolah ini adalah salah satu sekolah milik papanya.tapi kenapa selama ini pak kepsek nggak pernah ngasih tau ke kita-kita ya kalau dia adalah anak pemilik sekolah ini.”
“Entahlah.”jawab Velin singkat.
“Tapi sayang ya ternayat dia sudah di jodohin sama anak papanya dulu.”
Mendegar perkataan Lisa hati Velin jadi semakin terluka dan dirinya semakin terpuruk.
“Vel kamu nggak apa-apakan.”tanya Lisa lagi.
“Enggak kok... oia tolong ya lis kamu jangan ceritain tentang Tino lagi di depan aku ya.”keluh velin.
Sepertinya Lisa sudah tau kalau sebenarnya sahabatnya itu menyukai Tino.
“Hay vel.”sapa Tino tiba-tiba.
“hai.” Balasnya cuek.
“Kamu kenapa Vel kok jutek gitu,gak biasnya kamu begini.”
“Aku nggak apa-apa kok.”ucapnya masih dengan nada jutek lagu tiba-tiba pergi dari tempat itu.
Mendegar ucapan Velin itu Tino menjadi terdiam.dan tak ingin menyambung perkataanya kepada Velin.
“Velin kenapa ya kok dia jutek gitu sama aku.atau apa mungkin dia sudah nggak suka lagi sama aku ya.?”
“Tino aku boleh duduk disini.”pinta Lisa.
“Silahkan.”
“Tino aku harap kamu nggak tersinggung ya dengan perkataan Velin tadi.?”
“Ah.. enggak kok.”
“Kamu tau nggak sih sebenarnya Velin tuh suka sama kamu.”
“Hmm kalau memang dia suka sama aku harus nya dia nggak jutek gitu dong sama aku.”
“Ya itu karena dia itu cemburu kali Tino.”
“Cemburu...cemburu kenapa..?”
“Ya karena orang-orang satu sekolah ini pada heboh nyeritain kamu Tino.”
“Ngomongin aku.... memang nya ada apa sama aku.”
“Ya semua murid disekolah ini pada ngomong kalau kamu itu udah di jodohkan sma orang lain.sama anak nya temen papa kamu.
“oh ,,, itu..”
“Iyaa..”
“Sebenernya...”
Tino pun menjelaskan kepada Lisa dengan panjang lebar.
Saat pulang sekolah Velin pulang di jemput supir pribadinya,selama di perjalanan dia terus mengeluh dan memikirkan Tino. Dia melirik jam tangannya jam sudah menunjukkan pukul 13:2 menit (jam 1 lewat 2 menit)
Hmm tinggal 1 jam lagi,kayaknya mimpiku itu emang benar-benar nggak bakalan terjadi deh.buktinya ini udah jam 1 lewat tapi belum ada kejadian apa pun.batin Velin.
Velin masih saja mengeluh tiba-tiba.
“Non kita sudah sampai.”tegur pak supir.
“Oh iya pak.”
Velin pun segera masuk kerumahnya.ternyata mama Velin sudah menunggu Velin dari tadi.
“Siang ma.”sapa Velin.
“Siang sayang.. aduh ya ampu sayng kemana aja sih kamu kok lama banget.udah sekarang pokoknya kamu ikut mama.”samabar mama.
“Loh ma... memang nya ada apa siih kok buru-buru.”tanya Velin terheran-heran.
“Ihh udah deh..sekarang kamu Cuma perlu ikutin kata-kata mama aja ya.”
Velin pun mengikuti apa yang diperintakan oleh mamanya.karena ini adlah hari ulang tahunya.dan dia pun di dandanin habis-habisan.
Tiba-tiba bel rumahnya berbunyi.mama papa Velin dan Velin pun segra turun kebawah untuk menyambut tamu mereka.
“Vel kenalin ini om Rusdi temen papa kamu dulu.”Ucap mama Velin.
“Siang om.” Sapa Velin ramah.
“Dan ini istrinya om Rusdi nama nya tante Nia.”
“Siang tante.”
“Oh ya ampun ternyata yang namanya Velin itu kamu.”
“Iya tante.”
“Wah cantik ya ma.. pantesan aja anak kita samapi jatuh cinta kepadanya.”seru om Rusdi.
“Tunggu dulu.. anak.. jadi maksudnya aku dijodohin gitu tan.?”
“Iya kamu kan mau dijodohin sayang.”
“Sama siapa tante.?”
“sama anak om dan tante Rusdi dong..itu dia disana tadi setelah pintu di buka dia langsung pamit ke belakang.”Om Rusdi menunjuk taman belakang rumah Velin.
“Hm... saya boleh permisi kesana nggak om.”
“Oh iya silahkan.”
Velin pun berjalan menuju taman belakang rumahnya.
Deg..deg..deg.. detak jantung Velin entah kenapa tiba
‘berdebar dengan samngat kencang saat melihat seorang cowok yang berdiri tegak membelakanginya.
“Permisi kamu anaknya om Rusdi ya.?” Sapa Velin dengan gugp.
“Iya kenapa.?”
“Oh enggak apa-apa kok Cuma nanya aja.”
“Oh jadi kamu yang bakalan di jodohion sama aku.”
Mendegar perkataan cowok itu Velin hanya terdiam.
Aneh tadi akata om sama tante Rusdi kalau dia sudah kenal aku dan jatuh cinta sama aku .tapi sekarang,gayanya sepertinya dia belum mengenal aku.batin velin.
“Sebernya aku nggak suka sama perjodohan ini karena aku nggak ingin di paksa untuk mencintai orang yang aku suka.”ucap cowok tiu dengan masih membelakanginya.
Yeee... lagian siapa juga yang suak sama kamu.keluh Velin dalam hati.
“Kamu tau nggakk harusnya hari ini aku ketemu sama cewek yang aku suka dan nyatain cinta aku sama dia.tapi karena aku di paksa sama orang tua aku, ya aku terpaksa kesini deh.”
Perkataan cowok itu semakin membuat Velin menjadi jengkel.
“ Ya sudah kalau kamu nggak mau. Bilang aja sama orang tua kamu jangan bilangya ke aku dong.memangnya kamu pikir ini semua mau aku apa.lagian asal kamu tahu ya aku juga punya orang yang aku sayang bukan cuman kamu aja kali.”tukas velin.
“Oh ya memangnya gimana sih orang yang kamu suka itu.”
“Dia itu orangnya baik banget,romantisbisa bikin orang tersenyum,jago buat puisi dan satu lagi dia itu orangnya ngangenin banget.”seru velin dengan bangganya.
“Oh ya apa anak laki-laki itu seperti aku.” Ucap anak laki-laki itu sambil berbalik badan ke arah Velin.
“T..tino...!!!.”ucapnya kaget.
“Iya.”Tino hanya tersenyum memandangi Velin.dan dengan secepat kilat Tino mendekapnya dengan sangat erat.
“Aku sayang kamu Vel.”ucap tino lembut.
“Aku juga sayang sama kamu Tino.”balas Velin dengan lembut juga.
“Ternyata apa yang selama ini ada di dalam mimpi belaka ya Vel.”
“Iya.. aku nggak nyangka ternyata semua ini benar terjadi Tino.”
“Oia Vel aku mau ngasih sesuatu sama kamu.” Ucap Tino sambil melepaskan dekapannya dari Velin.
“Iya.. memangnya apa.?” Jawabnya penasaran.
“Ini..” Tino pun menunjukkan cincin yang waktu itu dia beli di mall pada saat bersama Velin.dan cincin itu adlah cincin pilihan velin sendiri.
“Cincin ini.”
“Iya cincin ini sengaja aku beli untuk kamu dan aku dahkan aku sudah ukir nama kamu dan aku di cincin ini lihat deh.” Seru Tino sambil melingkarkan cincin itu ke jari manis milik Velin, begitu juga dengan Velin.
Makasih ya Tino sayang.”Ucap Velin sambil memeluk Tino.
“Iya sama-sama.” Balas Tino sambil mempererat dekapan Velin.
Dan pada saat itu juga mereka merasakan gejolak cinta mereka sedang membara.sehingga Tino pun melakukan hal yang sama yang di lakukannya pada saat itu kepada Velin.yaitu mencium bibir Velin dengan lembut dan mesra.
Kini jam sudah menunjukkan pukul 14:02 (jam 2 lewat 2 menit).
Dan sekarang mereka berdua semakin yakin bahwa mereka tak akan pernah terpisahkan sampai kapan pun.apalagi hari ini adalah hari ulang tahun mereka berdua (jadi selamat ya !!)
Dan mereka berdua sama-sama mendapatkan PACAR DI HARI VALENTINE.
TAMAT
Langganan:
Postingan (Atom)